Sabtu, 03 April 2010

Nama Kesayangan

Firman Allah kepadanya: “Namamu Yakub; dari sekarang namamu bukan lagi Yakub, melainkan Israel, itulah yang akan menjadi namamu.” Maka Allah menamai dia Israel. (Kej. 35:10)

Suatu hari sementara kami mengerjakan tanggung jawab kami di kantor, entah siapa yang memulai, kami membahas mengenai betapa kreatif dan uniknya nama-nama dari orang-orang yang kami kenal. Beberapa nama cukup unik, terdengar aneh, keren, dan terkadang membuat kami tertawa. Kami pun terbelalak dan penasaran ketika salah seorang membacakan nama yang cukup panjang dari seorang raja di salah satu daerah di Indonesia.

William Shakespeare pernah berkata, “Apa arti sebuah nama?” Namun, menurut adat orang Yahudi, nama memiliki arti penting. Bukan hanya berkait dengan arti nama secara harfiah, melainkan juga makna di balik nama bagi yang menyandang. Ada seorang laki-laki bernama Yabes. Penyandang nama ini sadar bahwa nama yang diberikan sang ibu berkait dengan penderitaan yang dialaminya. Namun Yabes tidak mau berhenti pada kondisi yang dialami sang ibu. Ia berseru kepada Tuhan untuk meluaskan pengaruhnya—bisa diartikan pula sebagai pencerminan dari tekad Yabes untuk keluar dari kungkungan nama yang disandangnya. Dan Tuhan berkenan dengan doa ini. Nama yang lain adalah Israel. Kita tahu pemilik nama ini adalah anak Ishak yang bungsu semula bernama Yakub. Tuhan mengubah nama yang semula berarti penipu itu menjadi pangeran Allah. Dia menghargai kegigihan Yakub yang berjuang untuk bertahan agar mampu bergumul dengan malaikat-Nya sepanjang malam (Kej. 32:28).

Belajar dari Yabes maupun Yakub kita diingatkan untuk memahami prinsip penggunaan nama secara benar. Kita masing-masing perlu bertanggung jawab atas nama yang kita sandang. Bukan hanya arti dari nama secara harfiah akan tetapi juga arti nama itu dikaitkan dengan peran serta kita bagi terciptanya kondisi yang lebih baik di kehidupan ini. Bahkan, seandainya kita merasa bahwa arti nama kita kurang baik, kita dapat bertindak seperti Yabes untuk mengubahkan kondisi dan masa depan kita. Allah sanggup melakukannya. Oleh karena itu, marilah kita persembahkan karya di sepanjang hari ini kepada Tuhan yang mengaruniakan sebuah nama istimewa kepada masing-masing kita (Yoh. 10:3).


Sumber: Renungan Malam, Maret 2010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komik